Kamis, 25 Juli 2013

Reuniting the Shoegazing, Now!

Titik akhir dalam perjalanan, bisa menjadi awal baru. Sejumlah band lawas shoegaze era90an menolak mati dan memilih untuk hidup. Demi uang atau nostalgia?

Teman saya berujar, beberapa tahun silam, "shoegaze telah mati". Begitu katanya sembari memamerkan plat-plat hitam shoegazenya yang begitu keren di meja kantor saya. Ucapan itu memang terlontar ketika revivalis shoegazer dan dreampop belumlah ramai seperti sekarang. Bikin saya terdiam, karena mungkin ada benarnya juga.

Yah, musik ini memang hanya berusia pendek, antara akhir 80 dan awal 90an. Kurang menarik secara berita oleh media, akhirnya terhempas gelombang Britpop pertama yang dimulai Suede. Lalu band-band shoegaze pun ada yang tersingkir, ada pula yang sukses beradaptasi seperti Lush dan Boo Radleys.

Belasan tahun kemudian, setelah beberapa band baru tahun 2000an bermunculan dan menjadi semacam revivalis atau meniru formula musik shoegaze 90an yang penuh layer dan bliss. Dan perlahan tapi pasti, semakin banyak band-band baru, dan akhirnya sejumlah band lawas yang mati suri karena terlindas Britpop tiba-tiba memilih untuk bernafas kembali.

Siapa saja? Well, sebut saja Chapterhouse, kalau gak salah lima tahun lalu,  memulai reuni mereka dengan sebuah tur kecil. Kemudian band Swervedriver mengikuti jejak dengan tampil di sebuah klab kecil. Paling gress, adalah MBV, sepertinya sudah sejak empat tahun lalu, dengan rangkaian tur di Eropa, US dan Jepang. Bonus dari mereka, sebuah album baru dengan kover berwarna ungu. Terakhir, rumor soal reuni Slowdive pun sempat menyengat di dunia maya.

Chapterhouse di usia paru baya
Tidak ada salah soal ini. Ketika atensi terhadap musik shoegaze saat ini jauh lebih semarak ketimbang di era 90-an, dan band-band baru mulai banyak yang memakai pakem keriuhan dan kebisingan dari para seniornya (misal Yuck, Tripwires, atau Ringo Deathstarr), adalah saat yang tepat untuk kembali, having fun, dan menemukan penggemar baru yang mungkin seusia anak-anak mereka. Soal duit, itu bonus tentunya.

Yuck setelah ditinggal vokalis Daniel Blumberg
Dan semua akan kembali pada awal 90an. Saya selalu yakin itu. Era dimana orisinalitas, simplisitas, spontanitas, dan lainnya menjadi begitu kasual dan keren. Ketika fabrikasi label-label besar terhadap musik alternatif belum begitu merajalela. Era ketika kata 'coolness' pada musik begitu terasa efeknya dan apa adanya, itu menurut saya, yah. 

Dan reuni band-band tersebut bisa jadi adalah hal yang baik dan bermanfaat. Mari kita bersyukur dan berharap ada yang bisa nyasar ke negeri ini :P




Tidak ada komentar:

Posting Komentar