Sabtu, 26 Mei 2012

DJ BCKWRDS

Butuh satu DJ dan dua pak kardus vinyl untuk meracuni lobi Demajors. Si pelaku beranonim BCKWRDS, dan berhasil memutar kembali arah waktu dengan nostalgia trek-trek lawas di era 90's shoegaze. Ekstasi dan hacep!

DJ BCKWRD
Semalam, di lobi Demajors, berlangsung acara DJ set dari beberapa kolektor vinyl bertajuk 'Sampai Ketemu Lagi! Baba". Saya bersama dua teman sengaja mampir ke acara itu, sambil bertemu dengan beberapa teman lama, dan juga simpati kepada si Baba, orang Jepang yang akan mudik dengan lengan patah akibat dibacok oleh geng motor di Sevel, di Jakarta Pusat.


Syukurlah si Baba yang juga DJ ini baik-baik saja. Acara DJ set untuk Baba pun tetap asyik meski hanya segelintiran saja yang datang, dan umumnya para kolektor dan teman sejawat. Beberapa DJ sudah memulai aksi dengan plat-plat pilihan. Namun seorang DJ memutar trek lagu (lupa nama lagunya) yang tak asing di telinga kami, Spirea-X,  sebuah band shoegaze 90'an yang hanya muncul numpang lewat saat itu, sebuah proyekan singkat dari eks Primal Scream.

Trek-trek berikutnya pun berlanjut dengan, yah, lagu lawas dari skena shoegaze di 90an. Dan kami pun merapat mendekati booth DJ, dan menyadari bahwa si pelaku tak lain teman kami, si gitaris band anti keahlian formal, berinisial A.Y., dengan nama samaran BCKWRDS. Si DJ memutar lagu-lagu gaib mulai dari Breather (Chapterhouse), Deep Seat (Swervedriver), Sweetness and Light (Lush), Feed Me With Your Kisses (MBV), Taste dan Vapour Trail (Ride), sampai Lazarus (Boo Radleys).

TUNED by BCKWRD

Too bad, kami tak sempat merekam penampilan si DJ, tetapi playlist yang diputernya bikin saya puas hati dan berpikir sebuah ide liar tentang sebuah acara DJ set yang khas :) If you know what i mean hehe.. Suatu saat nanti, doakan!

Sabtu, 19 Mei 2012

My Bloody Valentine - Reissuing Their Magical Noises! With a Saga..

Akhirnya, setelah 21 tahun sejak Loveless menjadi enigma tak ada akhir, My Bloody Valentine melakukan sesuatu yang telah dinantikan banyak orang. Bukan album baru, tetapi tiga album reissue dengan kawalan ketat Kevin Shields pada proses re-mastering. Sebuah proses produksi yang dramatis dan penuh intrik.

Loveless, Isn't Anything, dan B-sides compilation.

Ketika saya melihat postingan dari forum saudara kita di negeri seberang (Shoegaze Malaysia) tentang rilis ulang album-album MBV, benak saya berpikir apakah ini bisa menjadi pertanda sebuah album baru akan hadir. Anggap saja, ketiga album rilis ulang dengan remastering langsung dari Kevin Shields, sebagai sajian pembuka yang wajib disantap, sebelum the main course, sebuah album baru dari band yang turut berjasa meretas lanskap dan kontur dari musik alternatif.

Kita semua menanti kejutan terbaru dari mereka. Meski puluhan band lahir setelah Loveless, mulai dari yang bisa meng-kopi paste aura musik mereka seperti MBV kedua (Fleeting Joys? hehe), ataupun cerdas menerjemahkannya dengan gaya mereka sendiri (pilihan saya, Serena Maneesh hehe), MBV akan tetap menjadi pembeda dan landmark dari seni musik noise pop/shoegazing. Kenapa? faktor Kevin Shields, adalah segalanya. Ia sangat perfeksionis, dan telah jadi rahasia umum, musisi yang sulit dipahami oleh para partner kerjanya di studio, termasuk labelnya sendiri ketika itu.

Tetapi semua sudah tahu tentang kisah-kisah dan mitologi dari band ini :) Namun sebuah artikel di Pitchfork bisa mengaggetkan kita semua. Teman saya memberi tahu ihwal artikel ini, bagaimana proses bertahun-tahun dari remastering album-album MBV terkendala dari segala sudut. Mulai dari 'dikerjain' label Sony dan Warner, rencana pelibatan Scotland Yard (polrinya Inggris), sampai njelimetnya Kevin Shields untuk mengeluarkan mosaik sound dari Loveless yang belum tertampilkan secara optimal di rilisan awal era 90an.

Well, berikut terkopi-pastekan interview dari Pitchfork, teman-teman tentu memahaminya dalam bahasa Inggris yah hehehe..

"We've had incredibly huge obstacles in our way-- no tapes, 
no royalties, no cooperation on any level-- and we sort it out. (Kevin Shields)







My Bloody Valentine