Fathan Goenandar, gitaris band shoegaze bandung Avenue, begitu beruntungnya bisa menyaksikan secara langsung, My Bloody Valentine beraksi di atas panggung. Pengalaman luar biasa yang memekakkan kedua telinganya di negeri sushi ini. Damn..envy so bad :))
"You made me realise that you were great !!"
Itulah kata-kata yang bisa saya katakan setelah menonton My
Bloody Valentine. Mimpi saya mendengarkan live dua puluh menit 'noise session' dari lagu You Made Me Realize, akhirnya menjadi kenyataan. Harsh noise yang dahsyat dan saya
pun memutuskan tidak mengenakan ear plug saat itu. Walaupun saya harus merelakan
kuping saya sakit sampai hari ini. Ok, saya tidak akan membahas bagaimana noise
session nya, saya akan coba bercerita pengelaman menarik saya menonton My
Bloody Valentine Japan Tour 2013 Sunday February 10th 2013 Extra
Stage Tokyo. ---- Fathan (Avenue)
Berburu Tiket
Sekitar bulan Agustus 2012, teman saya yang huge-fans of My Bloody Valentine, memberi
tahu tentang kabar MBV akan tour ke Jepang. Wow! Saya sangat beruntung secara saya tinggal di Tokyo dan pastinya band shoegaze lawas ini bakal mampir di ibukota Jepang untuk rangkaian turnya. Saya pun tidak tahu pre-sale ticket ternyata sudah
dijual berbulan-bulan sebelumnya. Saya pikir sebulan sebelumnya pun tiket
mungkin masih tersedia, tetapi dugaan saya salah besar.
Pada bulan Oktober, kami berdua berencana untuk menonton MBV dengan membeli 2 tiket
pada hari yang yang sama. Tetapi tiket yang dijual pada hari jumat
dan sabtu sold out, (walaupun pre-sale) what the hell!! maji ka yo!! Kecewa banget karena terlambat membeli pre-sale tiket. Saya sendiri tidak menyangka band
indie model MBV bisa menyedot antuasiasme orang jepang seperti ini. Kalau Lady Gaga
atau Bruno Mars tentu masuk akal
Seminggu
kemudian, Smash (promotornya) menambah satu extra stage untuk hari minggu. Lucky! Tiket akan dijual hanya di salah satu toko
di mall Parco, Shibuya. Berencana akan membelinya hari itu setelah pulang
kantor. Datang tepat 10 menit sebelum toko itu ditutup, dan ternyata
sudah sold out selang sejam boks tiket dibuka. Oh shit, band macam
apa MBV ini? Ok sekarang saya beranggapan MBV setara dengan ketenaran
Lady Gaga Lol! Atau terlalu banyak calo yang memborongnya.
Whatever, I must watch this phenomenal band! Dengan
terpaksa saya mencari calo tiket. Sesuai perkiraan tiket banyak dijual di yahoo
auction Jepang. Dengan harga yang beragam. Harga asli semua jenis tiket adalah
8.000 yen (sekitar 800 ribu dengan kurs
Rp 100), tetapi harga yang dijual di yahoo berkisar 10.000 untuk all standing
ticket sampai untuk reserved-seat ticket
25.000 yen!! Akhirnya, saya
membeli tiket untuk dua orang seharga 13.500 yen. Itu
pun hanya tersedia untuk hari minggu yaitu extra stage concert.
Nevermind, finally i got it!! Sayangnya teman saya membatalkan untuk menonton MBV yang
sudah direncanakan jauh-jauh hari dengan alasan memilih konser di Australia.
Dan 1 tiket pun menganggur. Dengan terpaksa saya menjual lagi di internet,
mulai dari craiglist, facebook dan yahoo auction. Ehm, merasa rugi karena
mendapat kan
tiket harga hampir 2X lipat saya pun memutuskan menjual nya kembali dengan
harga yang lebih mahal. Sesuai perkiraan, bulan desember saya berhasil menjual
nya dengan harga 15.000 yen (sekitar Rp 1.500.000), he he he..
Awal bulan Februari kebetulan juga ada kabar tentang rilis album baru MBV. Wow, after 22 years, finally they will release new stuff!!
ha ha ha, insane. And… i download it (illegaly) :p. Cukup kaget, saya berpikir kepuasan mendengar materi di album berjudul 'M B V' ini hanya bisa dirasakan pada saat menonton live. Sound pada album itu
akan hidup dengan sound system yang dahsyat. Saya sangat berharap mereka membawakan lagu di album barunya, terutama lagu dengan “on the plane sounds”, Wonder 2. Dan saya merasa perlu membeli cdnya sebagai bukti
fisik fans MBV. Lol
The Day has Come!
Tidak terasa
tanggal sudah 10 februari dengan cuaca di Tokyo
berkisar 1 – 9 derajat celcius. Saya pun memeriksa tiket saya, tidak lupa
membawa glove dan scarf. Gate dibuka jam 5 sore, perjalanan dari rumah ke Shinkiba, tempat lokasi event, sekitar 1 jam via kereta.
Saya berencana pergi jam 4 sore, tetapi satu dan lain hal saya telat 30 menit
(standar orang Indonesia
lol).
Sampai di stasiun Shinkiba sekitar pukul 5.30. Saya pun bergegas jalan ke Studio Coast (sekitar 10 menit ). Seperti biasa selalu ada wanita-wanita
jepang yang nangkring berharap mendapat kan tiket gratis dengan membawa kertas
dengan ber tulisan マイブラチケットゆずって下さい artinya, 'minta
tiket Maibura (sebutan untuk My Bloody Valentine)'.
Sayang saya tidak sempat
mengambil fotonya karena buru-buru. Sekitar 50 meter dari venue terdapat
calo-calo yang bersedia membeli kelebihan tiket. Lalu tibalah di depan gate bersama segerombolan orang yang sudah menanti sambil merokok dan minum bir. Saya
pun dengan santai merokok dan mengambil beberapa foto. Sepuluh menit sebelum acara
berlangsung saya menyempatkan diri membeli kaos MBV yang di jual dengan
berbagai macam design.
Berbagai macam design kaos dan sweater MBV. Damn nge-blur.
|
Lalu dengan kocek 3.500 yen, saya memilih kaos dengan design simpel bertuliskan MBV. |
Berbekal tiket, saya beranjak ke antrian
pintu masuk venue yang memuat kapasitas 2400 orang saja. Informasi tambahan, konser MBV di Tokyo dihelatkan sebanyak tiga hari berturut-turut loh. Hemmm... di area acara ternyata saya kudu membayar 500 yen ditukar dengan drink
ticket beer yang sudah disiapkan panitia. Okelah, memilih untuk tidak menukarkan dengan
beer, saya langsung berlari mencari tempat bagus untuk menonton mereka. Kali
ini saya memang tidak berniat menonton paling depan, saya memilih untuk bisa
mendengarkan sound yang baik dengan bisa melihat jelas semua personil, yaitu di
tangga belakang. Yups untung saja masih ada tangga yang tersedia di barisan
belakang. Dan tentunya semua orang berdiri.
Pukul 18.10, mereka pun memasuki stage dan seluruh penonton yang
sudah menanti lama bertepuk tangan. Menonton konser di Jepang, jangan
harap akan ricuh dan seru dengan teriakan histeris penonton. Kecuali kalo
menonton di festival seperti Fuji Rock atau Summer Sonic. Belinda Butcher yang memakai setelan baju hitam hitam
langsung menjadi pusat perhatian penonton. Masih terlihat “segar” dan “sexy”
seperti di vidioklip Soon, ha ha ha .
Tanpa basa basi, lagu “I only Said” dimainkan. Sound gitar dengan sekitar 8 ampli dan 7 head untuk Kevin Shield; 3 ampli dengan 2 head untuk Belinda; dan 2 ampli dan 2 head untuk Debbie Googe (basis), betul-betul memecahkan keheningan suasana. Lagu berikutnya, When
You Sleep. Setelah lagu ini barulah penonton mulai berani meneriakan
nama-nama mereka, dan semua serentak meneriakan “Belinda”, dan Belinda pun
menjawab “hello" --- ...aduhay :p - editor
Next song from new album. "New You" dimana sound gitar Kevin Shields sangat luar biasa, layers gitarnya bertekstur sangat indah. Lebih keren daripada di albumnya! "You Never Should" menjadi lagu kempat yang dibawakan. Lagu kelima, salah satu track fave
saya dari tremolo EP “Honey Power”. Lagi-lagi, penonton mulai histeris meneriakan nama Belinda berkali-kali, dijawab
dengan senyum Belinda oh damn so sweet ha ha.
Oh ya, di setiap pergantian lagu, Kevin dan Belinda selalu mengganti gitar mereka. Kevin Shield dengan Jazzmaster, dan Belinda kadang-kadang
dengan bergantian antara Jazzmaster dan Jaguar. Gitar Belinda selalu berwarna glitter, tentu saja menambah pesonanya sebagai gitaris yang “pemalu”. Gitar akustik pun dimainkan oleh Kevin
untuk lagu "Cigarette in Your Bed". Gitar Jazzmaster kembali di tangan Kevin Shields untuk lagu "Come in Alone". Pada jeda lagu terakhirnya Kevin menyempatkan tuk berucap, “hello, this is our last gig in Tokyo ”, dan pukulan ripple snare Colm membuka sebuah lagu klasik berjudul "Only Shallow".
Aihh.. Belinda pun berkata “thank you,
thank you for coming” Yeahhhhhhh.. Senang sekali mendengarnya. Kevin sempat kebingungan karena suara gitarnya tidak keluar, dan hanya noise atau mungkin loop
nya yang terdengar. Bisa dibayangkan line rig effect-nya pasti rumit sekali ha ha ha. Setelah
bertanya kepada kru dan soundnya kembali normal, lagu "Thorn" ditampilkan apik. Selang lima detik, "Nothing Much to Lose". Lagu ini
menjadi penampilan favorit saya, dimana Debbie Googe sangat atraktif dan
energik. Sound bass-nya sangat terasa menggelegar! Meski bagi saya di lagu ini, sound yang dihasilkan kurang maksimal, but, they were still amazing.
Berikutnya, alunan feedback
guitar Kevin mengalir dan membuka sebuah lagu gundah paling dinanti, "To Here Knows When". Kombinasi sempurna antara sound gitar, loops,
dan suara desahan merdu Belinda. Dan setelahnya dari EP you made me realise “Slow”. Di lagu ini gitar Kevin lebih
terdengar warm daripada di albumnya. Sepertinya inilah lagu yang paling ditunggu oleh
para pembeli tiket. Setelah terdengar loops drum dari “Soon”, para penonton langsung bersorak dan tepuk tangan. Semua orang menggoyangkan
badan dan seolah ingin berdansa.
Seperti biasa setelah berganti gitar dan feedback pun terdengar, this is the most harsh song that I should dance, kami dihajar dengan lagu “Feed Me With Your Kiss”. Tapi jangan
harap bisa joged ala punk rock konser di Jepang, kita hanya bisa
menggerakan badan sekedarnya. Bagi mereka, konser mahal untuk didengarkan dan
dinikmati. Masalahnya, bagi saya pogo dancing merupakan cara untuk menikmati konser ha ha ha. Yeah
this is japan. Shouganai. Saya pun hanya menggoyangkan badan dan kepala.
Kelar lagu diatas, sang penabuh drum Colm Coisog langsung memberikan aba-aba untuk sebuah lagu sinting berjudul "You Made Me Realise". Dan pas segmen noise session, sangat dahsyat. Harsh
noise yang menurut saya cukup berstruktur, 5 menit pertama disuguhi dengan
low-mid bass noise yang terasa seperti ditancapkan pelan-pelan ke kepala kita. Terasa sekali sound system
mulai naik ke frequensi middle, fuzz dan octave terasa jelas dan terasa segala isi dari dalam otak saya seperti diblender ha ha ha. Seolah mendengarkan merzbow live menggunakan guitar. Tekstur soundnya memang monoton,
tetapi sound yang dihasilkannya sangat “blended”. Setelah 10 menit pitch mulai
terasa dan memekakan telinga, cymbal yang terus dipukul oleh colm sampai tidak
terdengar. Gain pun sepertinya dinaikan beberapa desibel. Yang menarik olah tata lampu dan
visualisasi yang terus berubah semakin menambah
atmosfir keriuhan noise di lagu ini.
Puncaknya, tsunami gelombang noise terdengar begitu jelas dan sangat
kencang sekali. Terkadang frekuensi tinggi begitu terdengar dan memekakan telinga,
sampai tidak sadar saya terus menggoyangkan badan mendengarkan noise session
ini. Kerennya, tanpa aba-aba, langsung kembali masuk ke badan lagu. Lagu ini pun menjadi penutup konser.
Di akhir konser, Kevin melambaikan tangan dan dari gerakan mulutnya berkata “thank you”. Tidak ada encore dan selesai. Thats it... Damn!! Sepertinya saya ingin terus berada disana dan masih ingin terus mendengarkan 10 lagu lagi sampai puas. Tapi dengan ini saya harus merasa 'cukup puas'.
Di akhir konser, Kevin melambaikan tangan dan dari gerakan mulutnya berkata “thank you”. Tidak ada encore dan selesai. Thats it... Damn!! Sepertinya saya ingin terus berada disana dan masih ingin terus mendengarkan 10 lagu lagi sampai puas. Tapi dengan ini saya harus merasa 'cukup puas'.
"See you again Kevin, Belinda, Debbie, Colm. We wish you come
to Indonesia"
Itulah kalimat yang sangat ingin saya sampaikan ke mereka.
Apabila mereka konser di tanah air, saya akan pogo dancing dengan bebas. Ha ha ha ---- sepakat, than! :)). Setelah selesai rasa haus pun tak terelakkan, saya beranjak pergi menuju antrian
penukaran drink ticket dengan sekaleng Heineken Beer.
Selagi mengantri saya teringat
pamflet MBV Japan Tour tertempel di beberapa dinding. Saya ingin mencabutnya dan membawa pulang. Kebanyakan penonton sekadar mengambil foto dari pamflet itu.
Hemmm, sayangnya, sedikit
demi sedikit telah dicabut. Damn, karena saya masih mengantri beer, hanya bisa
melihat pamflet yang terus menerus di cabut oleh para fans MBV. Dan begitu
pula salah satu tempat pamflet yang di tempel di luar gedung. Saya telat
beberapa detik dengan para Oneesan (Japanese women) yang sedang menggulung pamphlet
tersebut.
Yah sudahlah memang bukan rezekinya. Yang membuat saya kagum, para
penonton MBV bukan hanya kalangan anak muda, tetapi orang tua yang menurut saya
berumur 40 tahunan, bahkan ibu-ibu. Mungkin mereka memang penggemar setia MBV
dari jaman 90-an. Dan juga para wanita-wanita yang sering saya lihat datang bergerombol.
Persentasi wanita dan laki-kali mungkin 50:50. Sangat wajar apabila tiket
langsung sold out dalam waktu beberapa jam.
Well, terima kasih untuk Fauzi Rahman dengan semua informasi
tentang MBV di Jepang. Peter yang memberikan saya kesempatan untuk mengisi di blog
ini. Thanks Pete, kangen gue manggung lagi bareng band Avenue yang sudah menjadi
bagian hidup dalam bershoegaze ria ---- ha ha ha buruan balik, ntar kita bikin acara lagi :))
My Bloody Valentine Japan Tour 2013
Extra Stage February 10th @ Studio
Coast Shinkiba, Tokyo
Set List
Note: rekaman Audio bakal di upload dalam waktu dekat. Maaf
direkam dengan iphone didalam saku celana, jadi kualitasnya sangat jelek.
Fathan Goenandar
:)
BalasHapus