Entah kenapa jika bicara tentang era 90-an, saya selalu bersemangat, khususnya di lanskap musik alternatifnya. Ketika itu band-band alternatif tampak begitu kerennya, seakan representasi dari the coolness of generation x, generasi era segituan, istilahnya. Gara-gara Nirvana, setiap insan remaja dan muda menikmati asupan musik dari tanah Inggris dan Amrik yang memesona, tapi juga adiktif dan 'berbahaya'. Semacam era revolusi musik kedua setelah Beatles, yang tak hanya merubah selera musik mainstream, tetapi juga gaya hidup.
Sensasi masa lalu itu seakan tak pernah putus meski sudah dua dekade. Ketika Coldplay dan The Strokes memukau dunia, diikuti barisan band-band NME dan Pitchfork bermunculan, saya malah seperti tak merasakan greget yang membuat saya menggilai band-band di era 90-an. Yah, itu memang lebih dari sudut pandang saya sendiri. Bagi saya, era 90an tampak lebih keren dan orisinil.
Nah, hal itu saya rasakan sendiri ketika membuat sebuah acara Tribute to 90's Shoegaze, 3 tahun silam. Bejibun orang datang, dan setiap muka mewakili usia dari generasinya masing-masing. Dan hal ini kejadian lagi ketika dua owner High Fidelity mengorganisir sebuah acara bernama Just For A Day, dengan menampilkan enam selektor yang memutar plat hitam favorit mereka, mulai dari era Sarah, Britpop, sampai Shoegaze. Para selektor berinisial, peterlovefuzz, fzbz, kumyka, youthee, deebank, dan bckwrds, menampilkan koleksi shoegazing yang apik, mulai dari Slowdive, Catherine Wheel, Curve, Swervedriver, Chapterhouse, hingga MBV.
Saya ingin berbagi sebuah link blog yang menampilkan pepotoan dari acara tersebut, berikut tulisan dari sang pemilik blog yang juga memotret momen-momen di acara, yang berakhir hingga jam 2 pagi. Sekitar enam jam perjalanan lintas masa lalu yang penuh kesan dan pesan. Pesan bahwa era 90-an tak akan pernah tergantikan oleh kekinian, karena memang begitu adanya, dan spesial.
So, silahkan masuki ruang blog yang beralamat di http://oxaliseveryday.wordpress.com/2012/11/09/just-for-a-day/
Pictured by Oxalis |