Selasa, 27 Desember 2011
Lazysofia - Lying Under The Sun
Newsflash:
Lazysofia berencana berkolaborasi dengan band Dreampop/Shoegaze dari Swedia, Afraid of Stairs pada tahun 2012. Raditya Nugroho, menjanjikan sebuah split album akan dirillis atas dukungan Shiny Happy Records. Sembari menunggu hajatan tersebut, silahkan unduh single terbaru Lazysofia, Lying Under The Sun. Enjoy!
Download Link
Senin, 19 Desember 2011
Behind The Noises of Kevin Shields
Loveless kerap disebut sebagai sebuah album alternative yang unik dan orisinil oleh para kritikus musik. Lanskap musik shoegazing diterjemahkan Kevin Shields bersama My Bloody Valentine melalui album ini, dan menginspirasi banyak band lainnya.
Rahasia dibalik tekstur keriuhan dan berisik yang berlapis dan artistik dari My Bloody Valentine, hanya ada di benak seorang pria baya bernama Kevin Shields. Begitu banyak band yang berusaha mengulik dan terinspirasi dari inovasinya, mulai dari Asobi Seksu, Nine Inch Nails, hingga U2 sekalipun (on their Achtung Baby's album).
Nah, selamat menikmati parade poto-poto rigs dan effect gear dari Kevin Shields di atas panggung yang terdokumentasikan pada saat reuni MBV pada tiga tahun lalu. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi bagi para gitaris band shoegaze di tanah air :P
Kevin Shields Main Pedal Board |
Kevin's Secondary Board |
Loop Control System and Set List. |
Pedal Board for You Made Me Realise's Noises |
From Jazz til Jag, You choose.. |
Amps for Noises |
Berhubung pusing dengan rumitnya senjata amunisi Kevin Shields, berikut ter-paste-kan ulasan singkat dari blog Guitar Player, yang juga sama-sama pusing menelaah efek-efek milik pria paruh baya berdarah Irlandia ini... *sigh
Besides the pedals on the floor, there were lots of pedals on top of his rack.
A more or less complete list of Kevin’s pedals (on teh floor) and rack units is:
Pedalboard:
Volume Pedal
Roger Mayer Stone Fuzz
Digitech Whammy
RMC Wah?
Effector 13 Rocket (not Micro Pog as previously stated here. It looked liek one from teh distance, the white knobs were misleading…)
Effector 13 Truly Beautiful Disaster
MG That’s Echo Folks
Snarling Dogs Mold Spore
Roger Mayer Vision Octavia
Pete Cornish Custom? NG-2?
Ernie Ball Volume
Boss TU-2 Tuner
Mike Hill Services Midi Foot Controller w/ External Mute Switch (for rack effects)
Volume Pedal
Roger Mayer Stone Fuzz
Digitech Whammy
RMC Wah?
Effector 13 Rocket (not Micro Pog as previously stated here. It looked liek one from teh distance, the white knobs were misleading…)
Effector 13 Truly Beautiful Disaster
MG That’s Echo Folks
Snarling Dogs Mold Spore
Roger Mayer Vision Octavia
Pete Cornish Custom? NG-2?
Ernie Ball Volume
Boss TU-2 Tuner
Mike Hill Services Midi Foot Controller w/ External Mute Switch (for rack effects)
Rack:
Alesis MidiVerb II
Yamaha GEP-50
conditioner
Yamaha SPX-900
Yamaha SPX-90
Alesis MidiVerb II
Mike Hill Services Midi Effect Preset boxes x5
Alesis MidiVerb II
Yamaha GEP-50
conditioner
Yamaha SPX-900
Yamaha SPX-90
Alesis MidiVerb II
Mike Hill Services Midi Effect Preset boxes x5
Now…the following AMAZING pics show ALL the FX pedals Kevin Shields brought on tour, including a good look at his rack – God knows if he actually used all of them, but here we go!
A few things we can see:
Ibanez AD-9 Delay (could be Maxon, too); Z-Vex Seek Wah II; Danelectro Back Talk Reverse Delay pedal; Boss PN-2; Boss GE-7 Equalizer; Electro Harmonix Big Muff; Coloursound Fuzz; Boss SD-1; Boss Delay (DD-3?); Boss DD-20 Giga Delay; Coloursound Tremolo; Z-vex Super Hard-On; Z-Vex Tremolo Probe; Dunlop Rotovibe; Tech 21 SansAmp; Electro Harmonix Q-Tron
…and many, many more, that we can’t find out what they are…and we are too tired to find out now!
Some pedals he uses: an old Vox Tonebender; Homebrew Power Screamer Overdrive; Boss DD-6; Boss TW-1 ‘T-Wah’; Digitech JamMan; Boss AW-3 Dynamic Wah; modded Ibanez AD-9 Delay, probably by Keeley (“The stock foot switch operates as a feedback/self oscillation control! Hold the footswitch down and your notes will go into feedback! Just as if you turned the repeat control all the way up, this is great for sustaining notes or adding a bit of craziness to you music, music, music, music, music!”); proving that he’s not a pedal snob, Kevin uses an Electro-Harmonix Little Big Muff; other Boss pedals include the Dynamic Filter, Acoustic Simulator, two GE-7 Equalizers, another DD-6 Delay, the famed PN-2 Tremolo/Pan and a PS-5 Super Shifter; A few Roger Meyer and Peter Cornish custom pedals; a Z-Vex Box Of Rock; MXR M-109 Graphic EQ and a few other boutique pedals…
4) Setlist, MIDI Foot controller and A/B Switch. That’s how he controls his beast…teh controler has a “Mike Hill Services” label on it. (http://guitarplayer.wordpress.com)
--------------------------
Newly updated! Jika butuh informasi nama-nama efek-efek di poto-poto di atas, langsung klik ke http://www.effectsbay.com/2011/08/kevin-shields-my-bloody-valentine-pedal-boards/
Rabu, 07 Desember 2011
Gazing on Indonesia's Shoegaze Albums in 2011
Enam bulan berlalu sejak blog ini dibuat, akhir tahun siap menjelang. Tercatat 29 pelaku shoegaze di skena lokal terlacak, plus materi-materi mp3 legal untuk diunduh siapapun. Dan sejumlah album dari band shoegaze Indonesia terilis selama tahun 2011, berhasil memikat dan purely shoegazing!
Ketika bicara musik shoegaze beberapa tahun lalu, mungkin yang paling kentara dibenak orang banyak hanyalah Themilo. Pelopor musik shoegazing sounds ini berjasa membiasakan telinga pendengar musik alternatif disini dengan lanskap musik sub-alternatif yang diusung band semacam MBV, Ride, atau Slowdive. Melalui album pertama mereka, Let Me Begin (khususnya di side-b album tersebut), corak musik shoegazing yang meruang dan dreamy disuguhkan Themilo.
Sensasi shoegaze selanjutnya tak begitu semarak, hingga kemunculan Sugarstar. Ada yang bilang band ini begitu 'mistis', dimana mereka hadir dengan suguhan musik shoegaze yang berbeda dengan Themilo, diapresiasi banyak orang karena begitu detail dan kerap disangka 'band luar', namun tanpa sebuah album. Materinya secara laten berkeliaran dari satu USB ke satu komputer lainnya hingga kini. Pendirinya memilih menidurkannya, dan penasaran lah orang-orang sampai sekarang.
Pikat misterius shoegaze yang dimatikan oleh britpop pada tahun 1992, ternyata tak cuma merasuki kedua band tersebut. Ketika segelintir orang membuat Tribute to 90's Shoegaze dua tahun silam, menjadi bukti musik shoegaze mulai semarak ketika band-band tak dikenal tampil dihadapan 500 orang dan menghibur tanpa cela. Purely shoegazing, just like in the 90's, when MBV's and others was having their cool but short moments.
Pada tahun 2011 ini sendiri, sudah terlacak 29 band atau musisi genre shoegazing yang tampil di blog ini. Mayoritas band-band baru yang tak kalah memikat dan berkualitas. Tak melulu dreamy berefek modulasi-reverb, tetapi juga roughly fuzzy dan berani mengeksplorasi sounds. Well, tanpa panjang kata-kata (secara sudah empat paragraf :P), berikut tiga album shoegaze lokal dirilis secara fisik sepanjang 2011 yang patut diapresiasi dan tentu kudu dibeli albumnya.
"Setelah 7 tahun didera berbagai cobaan teknis dan non teknis, akhirnya Themilo merilis album kedua bertajuk Photograph. Ajie Gergajie cs. berhasil memupuskan lara para penikmat musik mereka yang sempat terbuai oleh sajian materi tak resmi di dunia maya."
Noises By Gap - Sonic Sun
"..album Sonic Sun yang dikerjakan selama 6 bulan semasa hidupnya, bisa menjadi awal yang bagus untuk bercengkerama dengan keliaran imajinasi dan musikalitas Gendra yang harus berhenti selamanya."
"Kebisingan khas band shoegaze klasik seperti My Bloody Valentine dan The Charlottes, tampak kentara di mini album ini. Sedikit beringas dan berbahaya."
Ketika bicara musik shoegaze beberapa tahun lalu, mungkin yang paling kentara dibenak orang banyak hanyalah Themilo. Pelopor musik shoegazing sounds ini berjasa membiasakan telinga pendengar musik alternatif disini dengan lanskap musik sub-alternatif yang diusung band semacam MBV, Ride, atau Slowdive. Melalui album pertama mereka, Let Me Begin (khususnya di side-b album tersebut), corak musik shoegazing yang meruang dan dreamy disuguhkan Themilo.
Sensasi shoegaze selanjutnya tak begitu semarak, hingga kemunculan Sugarstar. Ada yang bilang band ini begitu 'mistis', dimana mereka hadir dengan suguhan musik shoegaze yang berbeda dengan Themilo, diapresiasi banyak orang karena begitu detail dan kerap disangka 'band luar', namun tanpa sebuah album. Materinya secara laten berkeliaran dari satu USB ke satu komputer lainnya hingga kini. Pendirinya memilih menidurkannya, dan penasaran lah orang-orang sampai sekarang.
Pikat misterius shoegaze yang dimatikan oleh britpop pada tahun 1992, ternyata tak cuma merasuki kedua band tersebut. Ketika segelintir orang membuat Tribute to 90's Shoegaze dua tahun silam, menjadi bukti musik shoegaze mulai semarak ketika band-band tak dikenal tampil dihadapan 500 orang dan menghibur tanpa cela. Purely shoegazing, just like in the 90's, when MBV's and others was having their cool but short moments.
Pada tahun 2011 ini sendiri, sudah terlacak 29 band atau musisi genre shoegazing yang tampil di blog ini. Mayoritas band-band baru yang tak kalah memikat dan berkualitas. Tak melulu dreamy berefek modulasi-reverb, tetapi juga roughly fuzzy dan berani mengeksplorasi sounds. Well, tanpa panjang kata-kata (secara sudah empat paragraf :P), berikut tiga album shoegaze lokal dirilis secara fisik sepanjang 2011 yang patut diapresiasi dan tentu kudu dibeli albumnya.
"Setelah 7 tahun didera berbagai cobaan teknis dan non teknis, akhirnya Themilo merilis album kedua bertajuk Photograph. Ajie Gergajie cs. berhasil memupuskan lara para penikmat musik mereka yang sempat terbuai oleh sajian materi tak resmi di dunia maya."
Noises By Gap - Sonic Sun
"..album Sonic Sun yang dikerjakan selama 6 bulan semasa hidupnya, bisa menjadi awal yang bagus untuk bercengkerama dengan keliaran imajinasi dan musikalitas Gendra yang harus berhenti selamanya."
Jumat, 02 Desember 2011
Intenna
Tak disangka, Malang memiliki sebuah band shoegaze yang tak kalah memikat dengan kompatriot mereka di Jakarta atau Bandung. Intenna berusaha memesona kota Apel dengan lanskap musik hazy, dreamy, dan meruang.
Suguhan musiknya, bermodulasi dan fuzzy, semacam Slowdive. Omink, sang vokalis perempuan, menyejukkan dengan suara lembut khas Rachel Goswell di lagu-lagu Intenna berlirik imajinatif dan juga akhir kehidupan. Berikut dua lagu Intenna yang dikirimkan ke blog ini, Little Miss Sunshine dan Dansa Hujan.
Download
Jujur saja, tak terpikir kalau kota Malang ternyata menyimpan kejutan tersendiri untuk skena lokal shoegaze. Kejutannya, sebuah band yang terdiri dari 5 orang, yang terdiri dari Ovan Zaihnudin (Gitar), Dwianto (Gitar), Puguk Haidi (Bas), Henry Setiawan (Drum), dan Omink (Vokal).
Intenna |
Suguhan musiknya, bermodulasi dan fuzzy, semacam Slowdive. Omink, sang vokalis perempuan, menyejukkan dengan suara lembut khas Rachel Goswell di lagu-lagu Intenna berlirik imajinatif dan juga akhir kehidupan. Berikut dua lagu Intenna yang dikirimkan ke blog ini, Little Miss Sunshine dan Dansa Hujan.
Download
Langganan:
Postingan (Atom)